PRAMUKA Walikota Jakarta Timur Drs. H.R.
Krisdianto, M.Si, mendorong sekolah-sekolah di wilayah Jakarta Timur
untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) Pramuka.
Langkah ini terkait ditetapkannya Pramuka menjadi kurikulum ekstrakurikuler wajib di sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK.
Namun Walikota meminta, Gudep Pramuka di sekolah bukan hanya sekedar
berdiri tanpa aktivitas. Pembinaan anak didik harus berjalan yang
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pembinaan
kepramukaan.
“Kepramukaan sangat penting untuk pembinaan generasi bangsa ini agar
berkarakter dan memiliki akhlak mulia,” kata Walikota saat memberikan
sambutan pada acara pembukaan Orientasi dan Pembinaan Kepramukaan bagi
para Kepala dan Wakil Kepala SMA/SMK se-Jakarta Timur, di SMA Unggulan
M.H. Thamrin, Jl. Bambu Apus, Cipayung, Kamis (28/11/13).
Selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka
Jakarta Timur, Walikota menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada
Kasudin Pendidikan Menengah (Dikmen) Jakarta Timur yang mengumpulkan
para Kepala dan Wakil Kepala Sekolah.
Langkah ini dalam menyambut dan merealisasikan Undang-Undang No. 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan Peraturan Menteri No. 64 tentang
Kurikulum 2013, dimana Pramuka menjadi ektrakurikuler wajib.
“Saya menyambut gembira atas terselenggaranya pembinaan para Kepala
dan Wakil Kepala SMA dan SMK se-Jakarta Timur ini, karena menunjukkan
adanya kepedulian dalam rangka pembinaan generasi anak bangsa ini agar
berkarakter dan memiliki akhlak mulia, sehingga generasi bangsa ini ke
depan akan lebih baik dan bermartabat,” katanya.
Menurut Walikota, para Kepala Sekolah biasanya otomatis menjadi
menjadi Mabigus atau Majelis Pembimbing Gugus Depan. Untuk itu dirinya
berpesan agar mereka dapat mencermati apa saja yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Mabigus Pramuka di sekolah masing-masing.
Menurut H.R Krisdianto mengatakan, kegiatan orientasi kepramukaan ini
sangat penting karena sepanjang sejarah anak yang aktif dan dibina di
kepramukaan tidak pernah terlibat tawuran.
Dirinya belum pernah mendengar ada Pramuka yang tawuran,
mabuk-mabukan dan melakukan perbuatan yang bersifat negatif baik di
sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
“Semua ini terjadi karena Pramuka memiliki kode kehormatan dan moral
berupa janji Trisatya dan ketentuan moral Dasadarma. Kita semua
berharap, semoga anak-anak di Jakarta Timur menjadi anak-anak yang
berkarakter dan berakhlak mulia berguna bagi dirinya, bangsa, negara
serta masyarakat mereak berada,” tukas Walikota.
Sementara itu Kasudin Dikmen Jakarta Timur, Budiana mengatakan,
“Mulai kurikulum 2013, Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib mulai dari
jenjang pendidkan SD, SMP, SMA dan SMK. Karena wajib, Pramuka merupakan
program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik di
sekolah.
“Maka terkait hal ini, kami mengadakan kegiatan Orientasi dan
Pembinaan Kepramukaan bagi para Kepala dan Wakil Kepala SMA/SMK
se-Jakarta Timur,” ujarnya.
Lebih lanjut Budiana menambahkan, “Kegiatan ini diikuti 10 Kepala
Seksi Dikmen Kecamatan, 53 kepala Sekolah SMA dan SMK Negeri serta 53
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dari SMA dan SMK Negeri di Jakarta
Timur. “Diharapkan dengan kegiatan ini sekolah-sekolah diwawah jajaran
Sudin Dikmen Jakarta Timur siap melaksanakan program Pramuka menjadi
ekatrakurikuler wajib, sebagai upaya untuk membentuk karakter bangsa
yang unggul,” pungkasnya.ichsan Sumber- Siaga.co
Percaya Deh, Sepanjang Sejarah Anak Pramuka Tidak Pernah Tawuran

comment 0 Comments
more_vert